Kamis, 20 September 2012

Masa Kanak-kanak Akhir

Masa anak-anak akhir (7-11 tahun) 

 

Di masa perkembangan yang satu ini, anak sudah mulai mandiri. Anak sudah mulai dapat mengurus dirinya sendiri dalam hal-hal sederhana tertentu. Seperti mandi sendiri, makan sendiri, memilih baju mana ynag akan dikenakannya, mengerti tanggungjawabnya mnerjakan tugas dari gurunya, hingga kepekaan untuk mengelap sepatunya sendiri, bila ditanamkan oleh orang tuanya sejak dini.


Sifat egosentris saat anak-anak berada dalam tahap ini terkadang memang masih suka terbawa, tetapi lama kelamaan akan memudar dengan sendirinya, bila dilatih juga tentunya. Sebab apabila anak terbiasa dimanjakan, dalam arti tidak pernah diajarkan untuk mengerti kenapa suatu keinginannya ditunda dulu atau tidak bisa dipenuhi, maka ia tidak akan pernah belajar untuk dapat melalui tahap perkembangan yang satu ini. Sifat ciri  kekanak-kanakan yang egosentris akan selalu melekat padanya dan sulit atau bahkan tidak bisa hilang jika ia sudah terlanjur besar, karena saat seseorang sudah dewasa, karakternya sudah terbentuk dan seakan-akan permanen; sehingga sulit untuk diubah karena di masa dewasa orang sudah memiliki pemikiran sendiri yang dianggapnya adalah benar.


Dalam tahap perkembangan ini, anak juga sudah bisa menerima otoritas orang lain. Misalnya di sekolah, anaksudah mampu menerima otoritas gurunya yang mengajar di kelas. Perintah atau nasihat guru harus dipatuhi karena, ia adalah murid. Murid di kelas, harus menurut kepada guru yang mengajarnya. Hal seperti itu sudah dapat diterima seorang anak SD. 


Di masa anak-anak akhir yang biasanya juga adalah masa SD ini, anak-anak akan muali suka membanding-banfingkan sesuatu yang ada di rumahnya dengan yang ada di luar rumahnya, ataupun sebaliknya. Misalnya, di sekolahnya anak akan bercerita tentang keadaan rumahnya yang bersih, apabila ia melihat keadaan kelasnya berada dalam kondisi yang berbeda. Begitu juga di rumahnya, sehabis pulang sekolah anak biasanya akan becerita kepada orang tuanya, tentang apa yang dilihatnya di suatu tempat, dan bertanya mengapa demikian, dan bila benda tersebut tidak ada di rumahnya ia mungkin akan bertanya mengapa kita tidak membelinya juga, kepada ibunya.


Dalam tahapan ini, anak juga mulai dapat berpikir secara logis. Mereka mulai dapat berpikir logis (masuk akal) tentang suatu objek tertentu maupun kejadian-kejadian tertentu secara konkret dan sederhana. Mereka mulai mengerti penjumlahan, dan operasi matematis lainnya yang sederhana. Mulai dapat membaca dan menyusun kata-kata menjadi kalimat yang padu. Anak juga mulai dapat berpikir secara runtut dan mulai dapat bercerita tentang suatu kejadian dengan menyertakan pendapatnya sendiri dalam ceritanya itu.


Anak juga mulai mampu mengelompokan benda-benda berdasarkan bebrapa tanda dan menyusunnya alam suatu urutan tertentu. Misalnya mengelompokan berbagai jenis segitga berdasarkan warnanya di antara tumpukan bentuk-bentuk lainnya yang disediakan.


Di masa ini anak-anak juga biasanya melakukan yang namanya "white lie". Saat ketika seorang anak mengatakan hal-hal yang secara logis tidak mungkin terjadi, seperti adanya kuda terbang, boneka yang bisa berbicara, dan sebagainya. Ketika hal ini terjadi ini bukanlah suatu tanda-tanda kelanan pada anak, tetapi memang pada saat tersebut,imajinasi anak sedang berkambang pesat, dan hal-hal tidak logis yang diutarakannya itu adalah buah dari imajinasinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar